Komunitas Jelajah Malang Gandeng Pokdarwis Koeboeran Londo Gelar Tur di Makam Sukun, Begini Cara Gabung Turnya

MALANGKomunitas Jelajah Malang,  operator walking tour di Kota Malang akan menggelar  tur dengan menjelajah sudut Koeboeran Londo. Kegiatan yang digelar komunitas yang berdiri sejak  24 Juli 2022 itu diadakan  Sabtu (30/11/2024) mendatang.

Founder Jelajah Malang Laily Masruro Octavia  mengatakan  tur yang dilakukan adalah tur jalan kaki. Khusus menjelajahi tempat-tempat di Kota Malang yang memiliki nilai sejarah dan budaya.

“Beberapa spot yang dikunjungi berupa bangunan lawas, cagar budaya dan kampung-kampung. Dengan mengikuti tur kami, para peserta bisa mengenal lebih dalam lagi tentang Kota Malang. Tak hanya mendengar kisah sejarahnya namun juga berinteraksi dengan para penduduknya,” jelas Laily,  Kamis (28/11/2024) hari ini.

Dikatakannya, pihaknya memilih Koeboeran Londo lantaran komplek  pemakaman tersebut merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Malang. Menyimpan cerita sejarah dan biografi tentang tokoh-tokoh berpengaruh pada masa kolonial.

Ia pun menjelaskan bahwa tur yang akan dihelat mengusung tema, ‘Jelajah Koeburan Londo’ yang rencananya akan digelar pada Sabtu, 30 November 2024,  dimulai pada pukul 07.30 WIB.

“Nantinya, peserta akan diajak untuk explore kuburan orang-orang Eropa di Malang, mengunjungi beberapa makam tokoh-tokoh berpengaruh pada masa kolonial. Seperti Gerrits Christian de Lavalette pendiri Rumah Sakit Lavalette, BM. Schuurman seorang teosofi sekaligus pendiri Bale Wiyata Malang, Johannes Emde seorang pejabat injil di Surabaya, tokoh Freemason Dr  Ayken, monumen Jepang maupun makam pindahan dari Klojen Lor Straat,” beber Laily.

Melalui kegiatan Jelajah Koeboeran Londo,  Ia berharap peserta bisa lebih mengenal Kota Malang lewat sejarahnya. “Mengenal tokoh-tokoh dan peran mereka dalam pengembangan Kota Malang selama masih hidup,” dirinya.

Baginya, dengan menggandeng Pokdarwis Koeboeran Londo dapat menambah mitra untuk mengulik lebih dalam nilai kesejarahan yang tersimpan di Makam Sukun.

Lebih lanjut ia  membeberkan cara untuk dapat mengikuti walking tur ini. “Calon peserta dapat mendaftarkan diri dengan mengisi form pendaftaran pada link bit.ly/Makamsukun dan melakukan pembayaran untuk  biaya tur sebesar 40K per orang,” jelasnya

“Bisa juga menghubungi email www.jelajahmalang.com atau menghubungi nomor kontak 0823.3528.8384,” imbuh Laily.

Di tempat terpisah,  Hariani menyambut baik acara Jelajah Koeboeran Londo. “Tentunya, kami menyambut baik kolaborasi yang dilakukan Komunitas Jelajah Malang bersama Pokdarwis Koeboeran Londo ini,” ujar wanita penyuka sejarah ini.

Menurutnya, acara jalan-jalan menyusuri setapak komplek pemakaman Sukun ini merupakan pemantik agar Pokdarwis Koeboeran Londo dapat bangkit dan bergeliat kembali setelah vakum saat pandemi Covid-19 di tahun 2021 dan 2022.

“Hingga saat ini, Pokdarwis Koeboeran Londo seakan mati suri. Tapi tidak benar-benar mati. Meskipun begitu, kami akan terus melakukan perbaikan dan melayani jika ada tamu yang akan berkunjung,” ucapnya.

Bagi Hariani, komplek  makam Sukun bukan hanya sekadar tempat pemakaman biasa. Namun, ada potensi di dalamya. “Jika kita mempelajari apa yang tersimpan di Makam Sukun akan banyak hal yang kita dapatkan. Baik itu nilai historis berupa sejarah para tokoh-tokoh yang dimakamkan. Arsitektur yang dapat dipelajari dari bentuk makam maupun sastra berupa puisi yang ada pada nisan-nisan,” urainya.

Berangkat dari itulah, ia  gemar menyusuri area makam seluas 12 hektare ini untuk melakukan penelitian dan menemukan kesejarahan para tokoh yang nantinya akan dibukukan.

“Sejarah adalah penghubung antara masa lalu dan masa kini. Dari kompleks pemakaman Sukun dapat ditarik benang merahnya bahwa sebuah tempat perkuburan yang dipandang menyeramkan menyimpan sejuta cerita yang begitu berarti,” pungkasnya. (red)

Arus Mudik Nataru  Dipastikan Masih Terkendali

Sekarang

Arus Mudik Nataru  Dipastikan Masih Terkendali

Sekarang