118 Siswa dari 33 Provinsi Ikuti O2SN Diksus 2025

BANTEN118 siswa dari 33 provinsi Ikuti O2SN Diksus 2025. Ini bukti keterbatasan bukan penghalang. Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Pendidikan Khusus (O2SN Diksus) tahun 2025 kembali menjadi momentum penting dalam menunjukkan bahwa peserta didik berkebutuhan khusus memiliki potensi besar untuk berprestasi.

Ajang tahunan yang diselenggarakan  Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Pusat Prestasi Nasional  Kemendikdasmen  berlangsung lancar. Disambut penuh antusiasme yang dilaksanakan selama satu minggu di Balai Guru dan Tenaga Kependidikan Banten, Jawa Barat.

Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Maria Veronica, dalam sambutan penutupan menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta, pelatih, guru, dan dinas pendidikan serta pihak-pihak yang telah mendukung penyelenggaraan ajang ini.

“Meski penyelenggaraan tahun ini penuh dengan tantangan, kami berupaya sekuat tenaga agar anak-anak dapat tampil langsung di lapangan. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berprestasi,” ujar Maria.

Maria menegaskan bahwa O2SN Diksus bukan hanya sekadar kompetisi, melainkan juga wujud nyata komitmen negara untuk memfasilitasi talenta anak berkebutuhan khusus. Ia berpesan agar para peserta terus berlatih dan menularkan semangat prestasi kepada lingkungan sekolah maupun daerah asalnya.

Pada tahun 2025, O2SN Diksus mempertandingkan empat cabang olahraga. Yakni  atletik, bulutangkis, bocce, dan tenis meja. Cabang-cabang ini dipilih berdasarkan panduan resmi dengan memperhatikan minat, bakat, dan karakteristik siswa berkebutuhan khusus.

Jumlah peserta yang mengikuti O2SN Diksus tahun ini mencapai 118 siswa dari 33 provinsi. Secara umum kondisi kesehatan peserta sangat baik, dan seluruh peserta menunjukkan semangat juang tinggi dan sportivitas yang membanggakan.

“Peserta datang dengan semangat luar biasa. Mereka tidak hanya bertanding, tetapi juga saling menghargai dan memberikan dukungan satu sama lain. Inilah yang membuat ajang ini begitu istimewa, karena mampu menunjukkan nilai inklusi yang sesungguhnya,” kata Maria.

Maria Veronica juga menekankan pentingnya proses penilaian yang dilakukan secara adil dan profesional. Tim juri terdiri dari praktisi olahraga, akademisi, dan perwakilan organisasi olahraga disabilitas.

‘’Penilaian tetap mengacu pada aturan resmi yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus. Semua hasil diumumkan secara transparan dan dapat dipantau melalui tayangan live streaming,” jelasnya.

Kapuspresnas Maria Veronica juga menyampaikan ucapan selamat kepada para pemenang, sekaligus memberikan dorongan semangat kepada peserta yang belum meraih kemenangan.

“Masih ada kesempatan berikutnya. Teruslah berlatih dan percaya bahwa tidak ada keterbatasan yang bisa menghalangi seseorang untuk maju apabila memiliki kemauan,” pungkasnya. (red)

Malam Tahun Baru di Jakarta Tanpa Kembang Api

Tertibkan Penelantaran Bedak Pasar di Kota Malang

Sekarang

Malam Tahun Baru di Jakarta Tanpa Kembang Api

Sekarang

Tertibkan Penelantaran Bedak Pasar di Kota Malang

Sekarang